Saya adalah Ivan Farhani Ahmad, lahir pada 22 April 2005, di Desa Kemamang, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Alamat saya masih sama dengan tempat lahir saya. Sejak lahir, saya beragama Islam dan dibesarkan oleh orang tua dengan pendidikan yang baik.
Saat berusia 3 tahun, saya sudah lancar membaca kata "ibu," dan pada usia 5 tahun, saya sudah pandai berhitung. Saya mulai masuk Taman Kanak-Kanak (TK) pada usia 5 tahun dan melanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) pada usia 7 tahun. Saya bersekolah di SDN Mayangkawis 1, di mana saya menjadi siswa berprestasi. Selama kelas 1 hingga 5, saya selalu meraih peringkat 2, dan pada kelas 6, saya mendapatkan peringkat 1 saat pengumuman hasil Ujian Nasional. Saya merasa sangat bangga karena mendapatkan nilai sempurna di bidang matematika.
Setelah lulus dari SD, saya melanjutkan pendidikan di SMP Plus Ar Rahmat Bojonegoro, yang merupakan sekolah terbaik di daerah tersebut. Sekolah ini berbasis agama dan terletak di dalam Pondok Pesantren Modern Ar Rahmat Bojonegoro. Meskipun berbasis agama, SMP ini memiliki kualitas akademik yang sangat baik. Proses seleksi untuk masuk SMP ini cukup ketat; saya lulus dengan peringkat 44 dari ratusan pendaftar. Meski merasa kesulitan saat tes, saya bersyukur bisa lulus.
Selama di SMP, saya aktif mengikuti lomba di bidang IPA dan juga bergabung dengan ekstrakurikuler futsal dan hadrah. Menjelang kelas 9, saya mulai fokus mempersiapkan Ujian Nasional (UN), tetapi UN ditiadakan akibat pandemi Covid-19, dan saya lulus tanpa mengikuti ujian.
Setelah itu, saya melanjutkan ke SMA Plus Ar Rahmat Bojonegoro. Pengalaman saya di SMA mirip dengan di SMP, tetapi semuanya berubah ketika saya memasuki kelas 12. Di kelas 12, saya mulai menentukan masa depan saya. Saya awalnya ingin menjadi dokter, tetapi rasa percaya diri saya menurun karena hasil Try Out yang kurang memuaskan. Saya kemudian berusaha masuk ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk jurusan Teknik Komputer, namun gagal. Saya juga tidak lulus SNBP, jadi saya mencari jalur seleksi mandiri.
Akhirnya, saya diterima di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) di jurusan Teknik Informatika. Saya sangat bersyukur karena berhasil diterima setelah melewati 10 jalur seleksi yang tidak berhasil. Saat ini, saya sudah menjalani pendidikan di PENS selama 4 minggu dan merasa sudah bisa beradaptasi dengan baik. Tujuan saya sekarang adalah fokus belajar agar bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya dan menjadi lulusan terbaik.